Sebuah Catatan Perjalanan Hidup

NOSTALGIA KEHIDUPAN

Perjalanan hidupku memang banyak liku-likunya.Suka dan duka saling berdampingan.Aku tak akan lupaselama hidup ku.kelihatan nyata apa yang tertulis di hati ini.sepasang burungg camar yang saling bercumbu dikejutkan oleh salah satu peristiwa petaka yang menyelimutinya.Hari berganti hari,minggu berganti minggu bulan berganti bulan.
Sepasang burung camar terbang tinggi bernyanyi dan bersiul gembira.Bayang-bayang hidup yang dialami tersirat dalam satu tingkah laku dan pola bicara ,dan aku terlena dibuatnya.Berkobar-kobar rasanya hati ini.tiada hujan ataupun angin kencang yang menerjang aku tetap berlalu.Handai taulan burung camar silih berganti membuat petaka.Aku hanya dapat memilah-milah apa yang harus aku lakukan.Ingat rasanya aku di rantau orang.Dengan ucapan dan tingkah laku yang sangat berhati-hati sekali aku menyesuaikan hidup dalam percaturan kehidupan burung camar.
semuanya ringan tangan dan bahu membahu dalam setiap musibah.Tidak peduli itu dari kalangan elit maupun hina papa.Inilah kenenikmatan hidup berumpun bagaikan kuatnya serumpun bambu.Aku terlena dalam irama kehidupan serumpun burung camar itu terbawa arus kenikmatan bersaudara.
Iba hati ini kalau melihat kesederhanaan hidup lahir batinnya tersirat dalam kehidupan sehari-hari.
harta bukan merupakan kebutuhan hidup serta tujuan hidup utama.tetapi mereka mengutamakan kasih sayang dan relegius atau keagamaan.Induk semang burung camar mengsuh cucu-cucunya yang sangat lucu-lucu.Tiada penghasilan tetapang mereka harapkan namun semangat hidupnya tidak pernah luntur.Umur sudah diambang senja,tetapi mereka tetap berjuang mempertahankan hidupnya.
Dari bongkahan-bongkahan bambu itu ada juga kejanggalan kejangalan salah satu cabang rumpunnya itu.Tidak mencerminkan atau berpedoman pada ketua rumpunnya kegagalan demi kegagalan ia alami.
Keputus asaan menyelimuti jiwanya siang dan malam ia selalu dihantui oleh rasa bersalah dirinya.
 Raut wajah yang kerut-kerut bagai jeruk purut menggambarkan jiwa yang tergoncang.Berkilo-kilo meter jalan ia telusuri ,pergi tanpa tujuan yang pasti.Ranting cabang rumpun bambu ini merasa terasing dalam kelompoknya ,was-was dan rendah diri ia alami.
Rumpun bambu yang kuat ini memicu dendam ranting yang usang ini.ia merasa sikap dantingkah lakunyatidak berkenan di dalam rumpun bambu itu.Namun apa yang mereka perbuat itu seolah-olah selalu benar( egois) fitnaah  dan cacian silih berganti.Pada ranting bambu iniia masih mempunya
i yang besar atas kehidupan daun daun yang masih  mudah.Akal yang licik dan ego yang tinggi mampu mengelabuhi daun-daun mudah ranting tersebut apa daya tangan tak sampai.Brutal ,kejam dan sadis segalanya telah ia lakukan .Untuk menutupi kesalahannyang ia lakukan dan perbuat.Hujan datang datang menyirami rumpun bambu ini.Daun-daun mudah yang ada di dalam rumpun bambu
ini senang menyabut datangnya hujan Janggal sekali terlihat menyambut datangnya hujan salah satu ranting bambu tersebut.,ia beranting dan berdaun.Hujan yang datang  dihisapnya lalu diambil sari rumpun bambu ini dan dikipaskan keluar.Daun yang layu mengharapkan kesadaran ranting untuk mendapatkan kehidupan.
Ranting yang patah daunpun ikut layu ,satu-satunya ranting harapan nyapatah dan tidak patuh.Ia bagaikan layang-layang putus talinya tanpa kendali.Hujan merasa sedih  mau menerima kedatangan hujan yang dianggab meracuni daun ranting ini.Hujan yang penuh kesabaran dan rendah diri tidak dapat dan mampu menghadapi ketangguhan ranting tersebut.Tuhan memang adil dengan keangkuhan ,kesombongannya,ia dapat balas dari yang kuasa .Hujan tidak tahan atas perlakuan yang ranting perbuat ingin rasanya tetap turun hujan agar daunnya ,ranting dapat bersinar kembali.

Leave a Reply